Polutan, Kenali Lebih Dekat, dan Waspadai


Memang tidak akan ada habisnya jika kita membahas tentang polusi. Apalagi di jaman seperti sekarang. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang jenis polutan seperti SO2, CO, NO2, NH3, dan HCl. Polutan ini berasal dari asap kendaraan bermotor.

Berbagai gas yang dikeluarkan baik yang terasa maupun tidak, akan tetap berpotensi merusak saluran pernapasan. Ya begitulah, polusi udara memang tidak pernah memberikan dampak yang baik pada kesehatan.

Dari jenis gas yang telah disebutkan di atas, NH3 dan HCl merupakan jenis gas yang bisa dianggap dampaknya paling ringan. Karena masuknya gas-gas tersebut dapat diprediksi sehingga kita bisa membatasi pajanannya. Yaitu ditandai dengan rasa perih pada mata. Di samping itu, tenggorok juga akan terasa kering. Ciri khas orang yang menghirupnya menjadi terbatuk-batuk. Walaupun dianggap kurang berbahaya, namun NH3 dan HCl tetap perlu diwaspadai. Karena amoniak dan asam klorida tetap dapat memberikan efek buruk. Seperti NH3 yang tergolong gas iritan yang mengiritasi saluran napas atas, jika pemajanan tidak lama dan berat maka paru bisa diselamatkan.

Nah bagaimana dengan SO2, CO dan NO2?

NO2 merupakan gas yang berwarna coklat kemerahan dengan bau menyengat. Efek kesehatan secara kronik akan terlihat bercak opak sementara pada foto dada dan pada gigi berwarna coklat. Sedangkan CO seringkali dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari senyawaan karbon. Sifat gas CO ini sendiri tidak berwarna dan tidak berbau. Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Apabila gas CO ini dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh CO terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.

Sementara itu, SO2 sama seperti NH3 yaitu gas iritan saluran napas atas. Akan tetapi gas ini dapat meracuni darah, dimana sifatnya yang memiliki kerapatan 2 kali dibanding udara dan tidak berwarna dengan bau yang menyengat sebenarnya sudah dapat dideteksi dalam konsentrasi 3 ppm. Efek kesehatan dari SO2 sendiri secara akut dapat mengiritasi membran mukosa. Iritasi saluran pernapasan yang sedemikian berat sehingga orang harus segera menjauh dari gas tersebut. Kegagalan menjauh dengan segera dapat menyebabkan edema paru bahkan kematian. Tukak dan parut kornea. Sedangkan secara kronik ditandai dengan adanya penurunan sensasi kecap dan pembau, bronkhitis kronis, serta katarak.

Dari masing-masing bahaya ketiga jenis gas di atas, sebenarnya gas-gas yang berasal dari asap ini pengaruhnya saling mendukung satu sama lain. Bukan memberikan dampak masing-masing. SO2 misalnya, dapat masuk ke dalam tubuh bersama dengan CO. Selanjutnya unsur ini mendukung terikatnya CO pada Hb, sehingga O2 darah menjadi berkurang. Karenanya dapat dipastikan seseorang menjadi sesak nafas.

Disamping itu unsur yang berupa gas sebenarnya dalam polutan juga terdapat bahan berupa logam, yakni Pb. Selain karbon, Pb lah yang menyebabkan warna asap menjadi hitam. Pb yang menempel pada permukaan paru, tentu saja akan memberikan dampak yang lebih parah dari pada yang berikatan dengan darah. Selain mengganggu pernapasan, Pb juga akan merusak organ paru sehingga tak mampu bekerja optimal.

Untuk itu sangatlah perlu kita memperhatikan tubuh kita sendiri terhadap bahaya paparan polutan-polutan ini. Bagi seseorang yang berisiko terkena paparan ini tiap harinya, hendaknya mengenakan pelindung seperti masker. Disertai juga dengan makan makanan bergizi tinggi dan pola hidup yang sehat.

foto:alamendah.files.wordpress.com


0 komentar:

Posting Komentar